Komisi VI DPR Prihatin Atas Kondisi Industri Keramik Nasional

12-10-2017 / KOMISI VI

Komisi VI DPR RI merasa ikut prihatin dengan kondisi yang sedang di alami oleh pelaku industri keramik nasional yang saat ini tengah mengalami penurunan, akibat pertumbuhan ekonomi bidang properti yang sedang mengalami penurunan yang cukup tajam selama kurun waktu dua tahun terakhir.

 

“Kami memiliki rasa prihatin yang sama melihat perkembangan global maupun regional yang terjadi di negara kita ini. Kita akan bicarakan masalah industri keramik ini dengan Pimpinan, untuk memberikan dukungan terhadap apa yang diharapkan oleh Asosiasi Aneka Industri Keramik. Minimal yang bisa kita bantu misalnya agar bagaimana proyek-proyek yang ada memakai produk kita,” ujar Anggota Komisi VI DPR Adang Daradjatun di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/10).

 

Menanggapi pernyataan keberatan dari Ketua Asosiasi Aneka Industri Keramik yang mengatakan bahwa  bea masuk impor keramik dari China akan turun dari 20 persen menjadi 5 persen secara otomatis sesuai dengan perjanjian AFTA, Adang menyarankan agar Asosiasi Aneka Industri Keramik bertemu dengan Komisi XI DPR sebagai mitra Kementerian Keuangan guna membahas persoalan pajak impor yang juga dialami oleh pengusaha industri keramik dalam negeri.

 

“Saya juga merasa begitu prihatin dengan masalah ini, terlebih lagi kita memiliki sekitar 200 ribuan pegawai. Apakah nanti akan semakin banyak pengangguran di negara Indonesia ini, sebagai akibat tidak ketat terhadap masuknya barang-barang dari luar. Kita akan memperjuangkan agar ada jalan yang terbaik untuk masalah ini,” ucapnya.

 

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Aneka Industri Keramik sempat menyampaikan bahwa kedatangan mereka ke DPR adalah untuk menyampaikan persoalan yang terkait dengan bea masuk impor keramik yang terkait dengan perjanjian AFTA. Menurutnya, saat ini impor industri keramik dari negara ASEAN itu memang nol persen, tetapi dari China dikenakan bea masuk 20 persen.

 

Turunnya industri keramik itu, diakuinya juga karena terkait dengan kondisi pertumbuhan perekonomian khususnya di bidang properti. Dalam waktu dua tahun terakhir, bidang properti mengalami turun yang cukup signifikan, Akibatnya demand industri keramik juga turun.

 

“Tapi dalam kondisi industri keramik yang turun, data yang kami peroleh dari pihak Sucofindo, pertumbuhan impor keramik justru naik dengan nilai rata-rata setiap tahun diatas 20 persen. Daya saing industri nasional dibanding dengan daya saing industri yang datang dimana impor terbesar berasal dari negara China, memang mengalahkan produksi dalam negeri dari segi harga,” paparnya.

 

Dengan impor 20 persen, kenyataannya barang masuk dari China masih cukup tinggi dan naik 20 persen setiap tahun. Dan di akhir tahun 2017 ini bea masuk itu akan berubah menjadi 5 persen.

 

“Padahal dalam kondisi bea impor saat ini yang 20 persen saja, impornya sudah sangat meningkat 20 persen setiap tahunnya, apalagi kalau tarif impornya diturunkan menjadi 5 persen. Maka daya saing kita akan semakin berat. Oleh karenanya dalam waktu jangka pendek ini, kami ingin dapat dibantu dalam masalah pengendalian impor keramik ini. Dan bila mungkin, tarif yang 5 persen itu agar dapat ditunda,” jelasnya. (dep,mp) Foto : Runi/rni

BERITA TERKAIT
KAI Didorong Inovasi Layanan Pasca Rombak Komisaris dan Direksi
15-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan menyambut baik pergantian Komisaris dan Direksi PT Kereta Api Indonesia...
Puluhan Ribu Ton Gula Menumpuk di Gudang, Pemerintah Harus Turun Tangan
11-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan menyoroti kondisi sejumlah gudang pabrik gula di wilayah Situbondo dan...
Koperasi Merah Putih adalah Ekonomi yang Diamanahkan Oleh Founding Fathers Kita
06-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta– Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih didorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa melalui pendekatan ekonomi kerakyatan yang...
Legislator Kritik PLN yang Utang 156 M Setiap Hari
05-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam menyoroti soal lonjakan utang PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau...